Kamis, 23 Oktober 2014
3 jenjang perkembangan spiritual menurut Syeh Rumi
1. Pada kondisi primitifnya,manusia hanya melayani "sesuatu selain Tuhan", manusia2 itu hanya melihat waktu "kini" dan , menyalahkan kelayakan obyek pemujaan,mengizinkan dirinya agar tetap terikat pada benda di dunia ini seperti uang,kekuasaan,ilmu,dan penyempurnaan kecerdasan, orang seperti itu terpedaya oleh nafsu ganas jiwa binatangnya agar percaya bahwa dirinya memiliki kemerdekaan. mereka menyatakan identitas ego dengan memikirkan Tuhan sebagai "Dia" yg jauh,atau sesuatu yg lain daripada dirinya sendiri.dengan menegaskan keberadaanya sendiri,mereka niscaya mendalilkan keberadaan sesuatu selain Tuhan.dengan demikian orang2 seperti itu menolak konsep dasar Tauhid.
2.Tahap perkembangan selanjutnya , adalah manusia yg sampai pada jenjang zuhud. mereka adalah orang2 yg memutuskan utk tidak melayani yg lain kecuali Tuhan. para zahid menolak benda2 duniawi dan meliihat pada "akhir" zaman. mereka bekerja utk mendapatkan ganjaran surgawi, alih2 kepuasan duniawiah kini. dia maju dari obyektivitas orang ketiga di dalam hubungannya dg Tuhan ke kenisbian orang kedua: "Engkau Tuhan, dan aku memuja-Mu", dpt dikatakan sbg manusia jenjang kedua. meski demikian, dgan menetapkan keberadaan dirinya, dia "membedakan" dirinya dengan Tuhan. orang2 yg sampai pd tahap ini,bagi Rumi,masih jauh dari konsep Tauhid .
3.Jenjang terakhir dicapai dengan menyadari bahwa seluruh benda, termasuk ego subyektif yg dimiliki seseorang,tidak lain merupakan penjelasan semu dan sementara dari suatu realitas, yaitu Tuhan.
tujuan orang2 yg telah mencapai tahap ini adalah utk mengenali bahwa Tuhan merupakan kenyataan tunggal.
seseorang mesti mematikan diri,orang mesti membuang ego,dan "dilahirkan kembali pada ruh"dengan mempersatukan dirinya dalam kesatuan dan keesaan Tuhan. orang seperti itu tidak akan mengatakan "DIA" ataupun "Engkau" untuk Tuhan. mereka hanya mengenal kata "AKU" utk mengatakan sesuatu yg berhubungan dengan ketuhanan,dan jatuh dalam keheningan dunia ini.
Tahap ini adalah tahap orang2 suci yg telah mencapai penyatuan eksistensial dengan Tuhan. Mereka menjadi alat di dalam Tangan Tuhan, hampa dari seluruh kehendak subyektif. seperti dikatakan hadis Qudsi terkenal, bagi orang seperti itu Tuhan menjadi "mata yg melauinya dia melihat , telinga yg melaluinya dia mendengar, lengan yg melaluinya dia memegang." Rumi kerap membandingkan orang yg telah dilepaskan individualitasnya seperti itu pada org mabuk yg mengambang di air. yg setiap gerakannya diwujudkan oleh air, tidak oleh orang itu sendiri
nb:simplenya mereka yg telah haqqul yakin memaknai "lahawla wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim", tiada kekuatan maupun daya upaya kecuali atas izin Allah swt .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar