Rabu, 22 Oktober 2014

Hakekat Riya'



Suatu ketika Syeh Sufyan ats-Tsauri terkenal juga sebagai pribadi yang wara' atau sangat hati-hati, zuhud, ahli fikih dan dinilai setara dengan para imam fikih yang empat: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hambal belajar ngaji kepada Gurunya Syeh Abu Hasyim Al-Kufi adalah orang yang disebut dengan gelar Sufi, dan belum ada orang sebelumnya yang diberi sebutan demikian. Paling tinggi, generasi sebelumnya hanya disebut ahli zuhud, Wira’i, ahli tawakal dan pencinta ALLAH
Mengenai karibnya ini, Sufyan mengenang, “Andai kata tak ada Abu Hasyim niscaya tak aku ketahui seluk-beluk riya”Katanya lagi,”Aku belum bisa mengetahui hakikat makna Sufi sampai aku melihat sendiri Abu Hasyim Ash-Shufi”.

Syeh Sufyan ats-Tsauri bertanya ,"apakah sesungguhnya hakekat Riya' itu?"
Syeh Abu Hasyim Al-Kufi menjawab," melakukan amal sholeh supaya dipuji manusia adalah musyrik, meninggalkan amal sholeh supaya tidak dipuji manusia adalah Riya' !".

misal :
-sholat di masjid di shof depan sendiri supaya kelihatan manusia = musyrik , sholat di shof belakang sendiri supaya ga keliatan orang = Riya'
-sedekah banyak lalu ditulis namanya supaya dipuji orang = musyrik, sedekah ga ditulis namanya ,misal nama "hamba Allah" spya orang ga tahu = Riya'.
-Baca Qur'an suaranya keras supaya didengar orang dipuji orang = musyrik, baca qur'an suaranya lirih krena malu nanti dipuji orang = Riya'
-Nengok orang sakit soalnya takut kalo ga nengok apa kata orang = Musyrik, nengok orang sakit belakangan aja, nanti kalo duluan dikira orang saya sok peduli = Riya'
-dll

nah loh !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar