Rabu, 22 Oktober 2014
DARWIS DAN PUTRI RAJA
Konon, ada seorang putri raja yang keelokannya bagaikan
rembulan; semua orang mengaguminya.
Pada suatu hari, seorang darwis yang sedang akan memasukkan
makanan ke mulutnya, melihat putri tersebut. Makanan itu
jatuh ke tanah, sebab ia begitu terpesona sehingga tidak
bisa menggenggam semestinya.
Ketika darwis itu berlalu, Sang Putri tersenyum kepadanya.
Tindakan putri itu sungguh-sungguh menyebabkannya sawan,
makanannya di tanah, pikirannya lenyap separo. Dalam keadaan
mabuk kepayang semacam itu, ia tidak berbuat apapun selama
tujuh tahun. Darwis tersebut selama itu tidur di jalan,
tempat anjing-anjing tidur.
Ia menjadi gangguan bagi Sang Putri, dan para pengawalnya
memutuskan akan membunuh lelaki itu.
Tetapi Sang Putri memanggilnya, katanya, "Tak mungkin kita
berdua hidup bersama. Dan budak-budakku akan membunuhmu;
oleh karena itu menghilanglah saja,"
Lelaki yang merana itu menjawab, "Sejak kulihat Tuan, hidup
ini tak ada artinya. Mereka akan membunuhku tanpa alasan.
Namun, jawablah pertanyaanku yang satu ini, karena Tuanlah
yang akan menjadi penyebab kematianku. Mengapa pula dulu
Tuan tersenyum padaku?"
"Tolol!" kata Sang Putri. "Ketika kulihat betapa tololnya
kau waktu itu, aku tersenyum kasihan, bukan karena apa-apa."
Dan Putri pun pergi meninggalkannya.
Catatan
Dalam Parlemen Burung, Attar membicarakan kesalahpahaman
emosi subyektif yang menyebabkan orang percaya bahwa
pengalaman tertentu ("senyum Sang Putri") meruapakan hadiah
istimewa ("kekaguman"), padahal sebenarnya merupakan hal
yang sebaliknya ("kasihan").
Banyak orang yang salah menafsirkan, sebab karya semacam ini
memiliki konvensinya sendiri. Salah tafsir itu beranggapan
bahwa karangan klasik Sufi adalah cara lain dari
penggambaran teknis tentang keadaan kejiwaan.
nb : gambaran diatas juga menjadi bukti bahwa faktanya tidak ada kebetulan di setiap peristiwa ,adanya kebetulan dikarenakan tidak menemukan keterkaitan dg yg lain,padahal setiap sesuatu berkaitan dengan sesuatu yg lain , yg jadi permasalahan adalah kesalahan penafsiran peristiwa seperti yg terjadi diatas .
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.”(al-Anbiyaa`: 16)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar