Kamis, 23 Oktober 2014

Rahasia-Rahasia Pengetahuan Kaum Sufi

untuk semuanya Dikutip dari : ‘Abd Al-Wahhab Al Sya’rani (Ulama Besar Mesir Abad ke 10) Dari kitabnya Al Tahaqat Al-Kubra Al Musammat bi Lawaqih Al Anwar fi Thabaqat Al Akhyar.

Al Junaid berkali-kali mengatakan kepada Al-Syibli, "Jangan sekali-kali Anda membuka rahasia Allah Swt. pada mereka yang terhalang oleh tirainya sendiri (al-mahjubin) ." Al Junaid juga mengatakan, "Tidak sepantasnya seorang sufi membacakan buku-buku tauhid yang khusus, kecuali kepada mereka yang membenarkan eksistensi komunitas pelaku tasawuf atau mereka yang mempercayai para pelaku tasawuf. Jika tidak, dikhawatirkan akan ada murka bagi orang-orang yang mendustakan para pelaku tasawuf ini."

Telah disebutkan di atas komentar Abu Turab Al-Nakhsyabi mengenai orang-orang yang terhalang oleh tirainya sendiri, yaitu mereka yang mengingkari komunitas pelaku tasawuf. Berikut komentar Abu Turab itu, "Ketika hati seorang hamba telah berpaling dari Allah Swt., maka ia akan ditemani sifat gemar memfitnah wali-wali Allah." Ini disebabkan karena jika ia termasuk golongan mereka yang menghadapkan dirinya ke hadirat Allah Swt., tentu ia akan mencium aroma-aroma yang dipancarkan orang-orang yang selalu menghadapkan diri ke hadirat Allah. Ia juga pasti belajar mengenai akhlak mereka, memuji mereka, dan mencintai mereka. Semua itu dilakukannya hingga para pelaku tasawuf itu mau menerima orang itu bergaul bersama mereka dan ia akan menjadi seperti para pelaku tasawuf itu, sebagaimana yang umum terjadi pada seseorang yang ingin mendekatkan dirinya pada penguasa-penguasa dunia.

Kami juga ingin menegaskan bahwa atas alasan inilah, mereka yang telah mencapai tahap kesempurnaan di kalangan para pelaku tasawuf menyembunyikan pembicaraan seputar tingkatan-tingkatan ketauhidan yang khusus. Ini dilakukan karena mereka merasa kasihan pada kaum Muslimin awam, berusaha ramah pada mereka dari kalangan pengingkar yang selama ini selalu mendebat, di samping menjaga etika kepada mereka yang ahli dalam pembicaraan ini, yakni mereka yang telah mencapai tahap makrifat.

Al-Junaid bahkan tidak pernah membicarakan mengenai ilmu tauhid sama sekali, kecuali jika dia berada di bagian dalam rumahnya. Itu pun setelah pintu-pintu rumahnya ditutupnya rapat-rapat dan mengambil kunci pintu-pintu itu untuk kemudian dikuncinya lalu disimpannya di bawah pangkal pinggulnya. Dia lalu berkata, "Apakah kalian menyukai jika orang-orang yang membenci kita mendustakan wali-wali Allah Swt. dan menuduh mereka dengan tuduhan sebagai zindiq (keluar dari Islam) dan kafir."

Asal mula penyebab sikap Al Junaid itu adalah apa yang dikatakan orang-orang pengingkar itu tentangnya. Karenanya, setelah kejadian itu, dia lalu menutup diri dari percaturan fiqih, hingga dia menemui ajalnya.

Ibnu Al-'Arabi suatu saat mengatakan, "Seseorang yang tidak tergerak sedikit pun hatinya untuk membenarkan apa yang didengarnya dari pembicaraan komunitas pelaku tasawuf, maka ia jangan sesekali mendekati majelis komunitas pelaku tasawuf. Karena, mengikuti majelis para pelaku tasawuf tanpa membenarkan apa yang keluar dari mereka, sesungguhnya merupakan racun yang mematikan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar