untuk semuanya Dikutip dari : ‘Abd Al-Wahhab Al Sya’rani (Ulama Besar
Mesir Abad ke 10) Dari kitabnya Al Tahaqat Al-Kubra Al Musammat bi
Lawaqih Al Anwar fi Thabaqat Al Akhyar.
Al Junaid berkali-kali
mengatakan kepada Al-Syibli, "Jangan sekali-kali Anda membuka rahasia
Allah Swt. pada mereka yang terhalang oleh tirainya sendiri
(al-mahjubin) ." Al Junaid juga
mengatakan, "Tidak sepantasnya seorang sufi membacakan buku-buku tauhid
yang khusus, kecuali kepada mereka yang membenarkan eksistensi komunitas
pelaku tasawuf atau mereka yang mempercayai para pelaku tasawuf. Jika
tidak, dikhawatirkan akan ada murka bagi orang-orang yang mendustakan
para pelaku tasawuf ini."
Telah disebutkan di atas komentar
Abu Turab Al-Nakhsyabi mengenai orang-orang yang terhalang oleh tirainya
sendiri, yaitu mereka yang mengingkari komunitas pelaku tasawuf.
Berikut komentar Abu Turab itu, "Ketika hati seorang hamba telah
berpaling dari Allah Swt., maka ia akan ditemani sifat gemar memfitnah
wali-wali Allah." Ini disebabkan karena jika ia termasuk golongan mereka
yang menghadapkan dirinya ke hadirat Allah Swt., tentu ia akan mencium
aroma-aroma yang dipancarkan orang-orang yang selalu menghadapkan diri
ke hadirat Allah. Ia juga pasti belajar mengenai akhlak mereka, memuji
mereka, dan mencintai mereka. Semua itu dilakukannya hingga para pelaku
tasawuf itu mau menerima orang itu bergaul bersama mereka dan ia akan
menjadi seperti para pelaku tasawuf itu, sebagaimana yang umum terjadi
pada seseorang yang ingin mendekatkan dirinya pada penguasa-penguasa
dunia.
Kami juga ingin menegaskan bahwa atas alasan inilah,
mereka yang telah mencapai tahap kesempurnaan di kalangan para pelaku
tasawuf menyembunyikan pembicaraan seputar tingkatan-tingkatan
ketauhidan yang khusus. Ini dilakukan karena mereka merasa kasihan pada
kaum Muslimin awam, berusaha ramah pada mereka dari kalangan pengingkar
yang selama ini selalu mendebat, di samping menjaga etika kepada mereka
yang ahli dalam pembicaraan ini, yakni mereka yang telah mencapai tahap
makrifat.
Al-Junaid bahkan tidak pernah membicarakan mengenai
ilmu tauhid sama sekali, kecuali jika dia berada di bagian dalam
rumahnya. Itu pun setelah pintu-pintu rumahnya ditutupnya rapat-rapat
dan mengambil kunci pintu-pintu itu untuk kemudian dikuncinya lalu
disimpannya di bawah pangkal pinggulnya. Dia lalu berkata, "Apakah
kalian menyukai jika orang-orang yang membenci kita mendustakan
wali-wali Allah Swt. dan menuduh mereka dengan tuduhan sebagai zindiq
(keluar dari Islam) dan kafir."
Asal mula penyebab sikap Al
Junaid itu adalah apa yang dikatakan orang-orang pengingkar itu
tentangnya. Karenanya, setelah kejadian itu, dia lalu menutup diri dari
percaturan fiqih, hingga dia menemui ajalnya.
Ibnu Al-'Arabi
suatu saat mengatakan, "Seseorang yang tidak tergerak sedikit pun
hatinya untuk membenarkan apa yang didengarnya dari pembicaraan
komunitas pelaku tasawuf, maka ia jangan sesekali mendekati majelis
komunitas pelaku tasawuf. Karena, mengikuti majelis para pelaku tasawuf
tanpa membenarkan apa yang keluar dari mereka, sesungguhnya merupakan
racun yang mematikan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar