Rabu, 22 Oktober 2014
Matahari akan Tetap Bersinar dan Menyinari
Setiap perbaikan dibangun untuk tujuan tertentu. Sebagian dibangun demi menunjukkan kemurahan hatinya, sebagian untuk memperoleh kemasyhuran, dan sebagian untuk ganjaran surga. Terkadang kita sering salah berprasangka bahwa perbuatan mengagungkan orang suci, berziarah ke kuburannya adalah perbuatan yang dilarang. Padahal tujuan dari perbuatan tersebut agar semua orang dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari orang suci yang sudah meninggal itu, dan tujuan akhirnya adalah Tuhan.
Orang suci sendiri tidak membutuhkan pengagungan. Mereka telah diagungkan di dalam dan atas nama mereka sendiri. Apabila satu lampu ditempatkan pada satu ketinggian, maka dia tetap memancarkan sinar. Tidak peduli tinggi atau rendah, dan tidak untuk dirinya sendiri. Dia hanya ingin cahayanya menyinari yang lain. Apabila matahari yang di atas langit berada di bawah, maka dia tetap akan menjadi matahari. Namun konsekuensinya dunia akan berada di dalam kegelapan. Dia kemudian ditempatkan di atas; bukan untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk kepentingan orang lain. Hakekatnya, orang suci lebih penting daripada kategori "atas" dan "bawah" maupun pengagungan dari orang-orang.
Ketika setitik kebahagiaan atau cahaya rahmat dari dunia lain memanifestasikan dirinya kepadamu, maka pada saat itu engkau benar-benar tidak peduli kepada kategori "atas" dan "bawah", tidak peduli kepada "tingkat ketuhanan" atau "kepemimpinan", bahkan kepada dirimu sendiri. Bagaimana mungkin orang suci yang merupakan sumber asal cahaya dapat diikat oleh kategori "atas" atau "bawah" ??. Keagungan mutlak hanya milik Tuhan. DIA merdeka dari kategori "atas" atau "bawah". DIA lebih penting dari kategori "atas" atau "bawah". Mereka sama semua di hadapan Tuhan. Kategori "atas" dan "bawah" hanyalah untuk kita yang berwujud fisik material.
(yang mengenal dirinya,yang mengenal Tuhannya - Syekh Jalaluddin Rumi QS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar